A.
Sanitasi
Makanan
Permasalahn yang menyangkut nilai gizi ataupun mengenai komposisi bahan
makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, kurang diperhatikan. Dari
sinilah timbul suatu gagasan yaitu
dengan sanitasi makanan.
Sanitasi makanan
adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik beratkan kegiatan
dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak
kesehatan, mulai dari sebelum makanan
diproduksi, selama dalam proses pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai ada saat dimana makanan dan
minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau
konsumen.
B.
Tujuan Sanitasi Makanan
Sanitasi
makanan dilakukan dengan tujuan untuk menjamin
keamanan dan kemurnian makanan, mencegah konsumen dari penyakit,
mencegah penjualan makanan yang akan merugikan pembeli, dan mengurangi kerusakan atau pemborosan makanan.
C.
Kriteria Makanan yang
Layak untuk
Dikonsumsi
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan
setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi
tubuh.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan tersebut
layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
1.
Berada dalam derajat kematangan yang
dikehendaki
2.
Bebas dari pencemaran di setiap tahap
produksi dan penanganan selanjutnya.
3. Bebas
dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari
pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
kerusakan-kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
4.
Bebas dari mikroorganisme dan parasit
yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan oleh makanan (food borne illness).
D.
Cara Pengelolaan Makanan
Pengelolaan makanan
akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia yang mengonsumsinya, terdapat enam prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan makanan, yaitu :
1. Keadaan bahan makanan
Semua jenis bahan makanan perlu mendapat perhatian
secara fisik serta kesegarannya terjamin, terutama bahan-bahan makanan yang
mudah membusuk atau rusak seperti daging, ikan, susu, telur, makanan dalam kaleng, buah, dsb.
2.
Cara
penyimpanan bahan makanan
Menyimpan
bahan makanan yang baik,
mengingat sifat bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga
kualitasnya harus tetap dijaga yaitu dengan cara memenuhi syarat hygiene sanitasi makanan adalah
sebagai berikut:
a. Penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang)
yang bersih dan memenuhi syarat
b. Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah
diambil, tidak memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang,
terhindar dari lalat atau tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak
agar disimpan pada suhu yang dingin
3. Proses pengolahan
Pada proses
atau cara pengolahan makanan, beberapa hal yang perlu di perhatian yaitu:
a. Tempat pengolahan makanan
Dapur
mempunyai peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu
kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan
diperhatikan.
b. Tenaga pengolah makanan
Pengolah makanan harus selalu dalam keadan sehat dan terampil
sebab ia mempunyai
peluang untuk menularkan penyakit.
c. Cara pengolahan makanan
Cara
pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-kerusakan makanan.
4. Cara pengangkutan makanan yang telah masak
Pengangkutan
makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau penyimpanan perlu
mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari serangga, debu
maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan tidak berkarat
atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur suhunya dalam keadaan panas 600C
atau tetap dingin 40C.
5. Cara penyimpanan makanan
masak
Penyimpanan
makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu tempat penyimpanan makanan
pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada suhu dingin. Makanan yang mudah
membusuk sebaiknya disimpan pada suhu dingin yaitu < 40C. Untuk
makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan dalam suhu -5 s/d -10C.
6. Cara penyajian makanan masak
Saat
penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan tersebut
terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik dan
bersih.
E.
Macam-Macam Pengawetan Makanan
Beberapa macam cara pengawetan pada mankanan, antara
lain :
1. Mendinginkan
makanan
Cold storage yaitu dengan membekukan bahan makanan
yang diletakkan dalam suhu -10ºC - 0ºC. Bahan makanan dibekukan dengan suhu ini adalah
daging dan ikan. Freezer, yaitu mendinginkan bahan makanan pada suhu
0ºC, untuk bahan makanan seperti susu, keju dan mentega.
Cool storage, yaitu
mendinginkan bahan makanan pada suhu tertentu misalnya untuk telur disimpan
pada suhu 10ºC - 15ºC, buah-buahan pada suhu 15ºC
-
20ºC, makanan dalam kaleng
pada suhu 20ºC.
2. Mengeringkan
Proses pengeringan tidak merusak atau mengurangi nilai
gizi yang terkandung dalam bahan makanan, kecuali vitamin C yang hilang bersama
air yang dikeringkan.
3. Mengasinkan
Bahan makanan diberikan garam dengan maksud
memperkecil kemungkinan hidup bakteri yang memang sukar hidup pada konsentrasi
garam yang tinggi. Dengan mengasinkan bahan makanan, nilai makanan akan
berkurang sedikit.
4. Memaniskan
Pengawetan
ini mengunakan zat gula,
dengan tujuan untuk
mempersulit hidup
bakteri karena bakteri sukar hidup pada konsentrasi gula yang tinggi.
5. Menambah
beberapa zat kimia tertentu ;
a. Menambahkan difenil 100 ppm untuk pengawetan jeruk
segar
b. Menambahkan tetrasiklina sekitar 5 ppm untuk
mengawetkan ikan segar
c. Menambahkan tembaga karbonat sekitar 3 ppm untuk pengawetan
buah pir segar.
d. Menambahkan asam sorbet sekitar 5 ppm untuk pengawetan
tepung dan keju.
F.
Sanitasi
Susu
Susu yang baik haruslah memenuhi dua syarat sebagai berikut:
1. Safe milk tidak mengandung bibit penyakit yang
membahanyakan kesehatan.
2. Clean milk tidak mengandung zat-zat lain yang tidak
ditemukan dalam susu murni walaupun zat tersebut tidak berbahaya untuk
kesehatan.
Selanjutnya
untuk mendapatkan safe dan
clean milk adalah sebagai berikut:
1. Hewan yang diambil susunya haruslah hewan yang sehat
2. Orang yang mengelola susu harus sehat
3. Lingkungan tempat susu diambil harus selalu dalam
keadaan bersih
4. Usahakan ada ruangan yang bersih untuk menyimpan
sementara susu ini, yang dekat dengan kandang susu
5. Alat-alat yang digunakan harus bersih
6. Pengelolaan susu harus terjamin kebersihannya
7. Jika pengangkutan lebih dari dua jam, sebaiknya
alat transportasi dilengkapi
dengan alat pendingin
8. Melakukan pasteurisasi (pemanansan) sebelum susu tersebut diminum
G.
Sanitasi daging
Dalam memelihara sanitasi daging ada beberapa hal khusus
yang perlu diperhatikan :
1. Hewan potong
Hewan apapun yang akan diambil dagingnya, harus bebas
dari penyakit, seperti TBC, anthrax, dan cacing. Biasanya dapat dilihat dari kelenjar, jantung, alat-alat visceral, sebab alat-alat
ini sering sebagai tempat hidupnya bibit penyakit.
2. Rumah potong
Bangunan harus dibuat dari bahan yang kuat dan mudah
dibersihkan, tidak menjadi sarana berbagai serangga atau tikus, mempunyai
saluran limbah, mempunyai air bersih yang cukup dan mempunyai tempat pembuangan
sampah yang baik. Orang yang melaksanakan pemotongan harus terjaga
kesehatannya. Pisau
dan alat-alat yang dipergunakan harus benar-benar bersih.
3.
Pemasaran
Kebersihan pasar daging haruslah terpelihara. Daging
yang dijual jangan dibiarkan terbuka dan batasi pembeli memegang daging agar
tidak terkontaminasi oleh kuman yang mungkin ada pada tangan pembeli tersebut.
Sebaiknya pasar dilengkapi dengan alat pendingin agar daging tidak cepat rusak.
Untuk mengetahui apakah daging masih berada dalam keadaan baik, ada tiga hal
yang perlu diperhatikan:
a. Warna daging
Daging yang baik harus mempunyai warna sama antara
bagian dalam dan bagian luar daging.
b.
Bau
Bau daging adalah khas, sesuai dengan bau hewannya.
Kalau ada proses pembusukan, baunya akan berubah.
c.
Konsistensi
Daging yang baik mempunyai konsistensi, elastic bila
ditekan, kalau dipegang terasa basah kering. Artinya meskipun rasanya basah,
tidak sampai membasahi tangan si pemegang.
H.
Pengetahuan
untuk Anak
Sebagai seorang guru memang sepantasnya memberikan
yang terbaik bagi peserta didiknya. Guru memberikan wawasan yang luas kepada
anak sebab anak berhak mendapatkannya. Mengajarkan atau memberi informasi
tentang makanan yang sehat pada anak
memang bukan pekerjaan yang mudah, guru tetap melibatkan dukungan dari pihak
lain yaitu orang tua anak. Dengan adanya dukungan ini maka akan menjadikan anak
terbiasa mengkonsumsi makanan yang sehat.
Susu sangat
dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Akan tetapi hal ini
belum diikuti dengan kepedulian orang tua saat pengolahan, penyimpanan dan
penyajian susu. Seringkali orang tua menganggap remeh, terlihat dari cara
menyimpan susu yang diletakkan pada wadah yang tidak tertutup rapat, susu masih
diberikan kepada anak melebihi satu jam setelah dibuat. Inilah yang menjadi
koreksi bersama. Susu yang seharusnya memberikan manfaat bagi tumbuh kembang
anak justru akan mendapatkan kerugian jika kita teledor akan hal tersebut. Begitu juga dengan daging, anak dibiarkan
mengkonsumsi daging yang telah diawetkan dan telah diberi pewarna buatan
seperti nugget dan sozis, padahal hal ini tidak baik bagi
kesehatan anak. Apabila orang tua ingin memberikan lauk yang bergizi seharusnya
orang tua membuatnya sendiri dirumah dengan tanpa bahan pengawet atau
sejenisnya.
SUMBER
http://ain-hygiene.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar